3 Inspirasi Hidup ala Tata Motors

No Comments
Jakarta, KompasOtomotif — PT Tata Motors Distribusi Indonesia (TMDI) mengumumkan hasil program corporate social responsibility(CSR), Inspiraksi-Hati Tergerak Tangan Bergerak, yang sudah diluncurkan pada Juni 2013 lalu. Tiga inspirasi hidup terbaik dari tiga penggagas berhasil dijaring dan layak diberikan bantuan.

Dalam menentukan siapa yang perlu diberi bantuan, TMDI berinteraksi terlebih dahulu dengan sahabat Facebook Tata Motor Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar gagasan dan inspirasi CSR datang langsung dari media sosial yang bisa dikatakan sebagai representasi masyarakat.

"Perbedaan Inspiraksi dengan program CSR lain adalah aspirasi ditampung langsung dari masyarakat lewat Facebook, bukan dari kami. Ini yang membuat program ini bernilai lebih dan lebih netral," ujar Biswadev Sengupta, Presiden Direktur TMDI, Selasa (24/6/2014).

Ditegaskan, program ini bertujuan memberi solusi kepada masyarakat dan inspirasi solusinya yang juga berasal dari masyarakat. Hal ini sejalan dengan semangat Tata Motors global yang terinspirasi dari masyarakat (inspired by people), yaitu memberikan solusi cerdas kebutuhan berkendara.

Tiga inspirasi
Ada tiga program solutif yang berhasil diseleksi. Pada tahap pertama program Inspiraksi 2013-2014, mereka adalah Muhammad Fauzi dengan program "Desa Penebar Kecerdasan", Solehuddin dengan program "Kampung Sahabat Desain Grafis", dan Sri Astuti yang mengedepankan "Sekolah Rakyat untuk Sumbawa Barat".

Program Desa Penebar Kecerdasan terbangun dari mimpi Fauzi agar masyarakat desa lebih cerdas dan tidak tertinggal. Sambil berjualan jamu, dirinya mengantar buku-buku bekas ke warung, poskamling, dan tempat lain agar masyarakat lebih banyak kesempatan membaca buku.

Lalu program Kampung Sahabat Desain Grafis dilakukan Solehuddin sebagai tukang sablon mug dan spanduk. Keuntungan dari pekerjaannya dipakai untuk membuka balai pelatihan desain grafis untuk bekal masyarakat untuk masuk ke dunia kerja.

Yang terakhir, Sekolah Rakyat untuk Sumbawa Barat, digagas oleh Sri Astuti yang pernah menderita polio. Bakal sarjana dari Universitas Mataram ini melakukan penyuluhan ke pelosok desa. Dirinya kerap berjalan puluhan kilometer untuk mengangkut seragam bekas dari donator untuk dibagikan kepada siswa.

Program ini akan dilakukan TMI setiap tahun, bekerja sama dengan Dompet Dhuafa, dan diharapkan mendorong pengembangan aksi-aksi sosial kepedulian yang mengoptimalkan media sosial.
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar

Posting Komentar